Uneg Uneg si Chemonk
by Erick Monk Ozta on Wednesday, June 23, 2010 at 5:30pm
Si Chemonk namanya, biasa biasa saja orangnya. Sebagai manusia, dia hampir nggak punya kelebihan apa apa. Waktu kecil..dia nakal..seperti kebanyakan anak anak dikampungnya. Dia bukan anak orang yg berada,tapi hanya keturunan dari keluarga yg sangat sederhana.
Tidak seperti anak anak yg lain, kalau ditanya, bila kelak dewasa, mau jadi apa ? kebanyakan anak anak akan menjawab, jadi Dokter, jadi Insinyur, jadi Pilot dan lain lain...kalau pertanyaan itu datang untuknya, dia menjawab..." Nggak tau ya ". Karena pada dasarnya, dia seorang yg takut untuk menggantungkan cita cita setinggi langit, menyadari keberadaanya dari keluarga yg sangat sederhana. Dia merasa nggak pasti. Dia merasa tidak layak untuk bercita cita tinggi seperti teman temannya.
Disekolah, dia bukan termasuk murid yg pandai, bahkan bisa di bilang.. dibawah rata rata.Tapi itu sudah cukup baginya. Didalam benaknya, selalu tertanam sebuah fikiran yg sangat sederhana,yg jauh dari ambisi untuk menguasai dunia. Dia cuma ingin mengabdi. Dan itulah yg dilakukannya hingga sekarang. Itulah yg dinikmatinya hingga sekarang.Apapun keadaanya.
Dengan segala keterbatasan yg ada pada dirinya itu, dia masih selalu tersenyum, kapan saja, dimana saja, kepada siapa saja dan dalam keadaan apapun jua. Dia selalu ingat nasehat neneknya yg tinggal jauh dipedalaman Gunung Kidul, yg selalu mengingatkannya dengan Falsafah Jawa " Selalulah Tersenyum, kalaupun beban hidupmu tidak menjadi semakin ringan, paling tidak,.. kamu sudah berusaha untuk tidak menambah beban hidup orang lain dengan senyuman itu ".
Pada mulanya, Chemonk memang tidak begitu faham dengan Nasehat neneknya itu.Selain dia seorang yg IQ nya bisa di bilang jongkok, nalarnya selalu mempertanyakan itu. Bgaimana mungkin , hanya dengan tersenyum, kita tidak menambah beban hidup orang lain ?
Pada mulanya, Chemonk memang tidak begitu faham dengan Nasehat neneknya itu.Selain dia seorang yg IQ nya bisa di bilang jongkok, nalarnya selalu mempertanyakan itu. Bgaimana mungkin , hanya dengan tersenyum, kita tidak menambah beban hidup orang lain ?
Setelah agak dewasa, dia baru mengerti. Atau dia merasa mengerti ?.... mungkin, kalau kita jumpa orang di jalan dan orang itu kebetulan banyak masalah, kita menyapanya dengan muka masam dan cemberut, mungkin sikap itu akan menuai makian, paling tidak, kalau tidak secara verbal, ya umpatan dalam hati.
Tapi, pada kenyataannya, sering kita dapati, hanya untuk tersenyum dan bersikap ramah kepada orang lain, sepertinya susah sekali untuk segolongan orang. Apa lagi, kalau mereka itu orang yg punya kedudukan, berpangkat, berharta dengan segala macam embel emebel pangkat yg melekat didadanya, bahkan untuk menulis nama dan pangkatnya, bisa menghabiskan separuh buku.
Mendiang pamannya juga pernah ditanya. Kenapa, setiap kali kita masuk ke rumah orang Jawa, selalu di pintu rumahnya terpampang tulisan " OJO DUMEH " ? artinya apa itu ?
Mendiang pamannya menjawab dengan sangat sederhana. Artinya, supaya kita tetap Eling ( ingat ), siapa diri kita, dari mana asal usul kita. Secara kasarnya, " Jangan Mentang Mentang ". Luas sekali artinya ternyata. Jangan mentang mentang kita Pandai, jangan mentang mentang kita kaya, jangan mentang mentang kita punya Kedudukan dan pangkat.
Pertama, dia juga masih bingung dengan segala penjelasan itu. Jelas saja..dia bukan seorang yg encer otaknya untuk mencerna itu semua. Hanya setelah sekian lama, setelah dia menjalani hidup ini agak lama, dia mulai mengerti sedikit demi sedikit tentang arti ungkapan tadi. Kenyataanya, memang manusia sering lupa.
Apalagi, kalau keberadaan mereka sudah lebih tinggi dibanding manusia yg lain. Ada harta, ada pangkat, ada kedudukan dan sebagainya. Sikap sombong, congkak dan tamak akan cepat menguasai manusia manusia dalam golongan ini. Walaupun tidak semua. Sama , seperti... bukan semua orang bodoh macam si Chemonk tadi.
Apalagi, kalau keberadaan mereka sudah lebih tinggi dibanding manusia yg lain. Ada harta, ada pangkat, ada kedudukan dan sebagainya. Sikap sombong, congkak dan tamak akan cepat menguasai manusia manusia dalam golongan ini. Walaupun tidak semua. Sama , seperti... bukan semua orang bodoh macam si Chemonk tadi.
Orang yg jenis Pelupa tadi ( Ora Eling ),biasanya akan cepat berubah. Sikapnya juga berubah. Hanya karena Pangkat dan kedudukan.
Banyak yg sudah menjadi orang berada, tapi masih tamak. Banyak orang yg punya kedudukan, menjadi sombong, gila kuasa, gila hormat. Bahkan untuk sekedar Mengucapkan Terima Kasih kepada Si Chemonk karena membukakan pintu mobilnya pun susah sekali. Apalagi untuk meminta maaf, walaupun mereka bersalah.
Minta maaf itu sesuatu hal yg sangat memalukan bagi golongan orang orang yg " Ora Eling " itu tadi. Ya mungkin mereka merasa, kedudukannya jauh lebih tinggi dari orang orang seperti Si Chemonk itu tadi. Mungkin mereka merasa gengsi untuk sekedar bilang terima kasih, walaupun Si Chemonk basah kehujanan sambil memayungi mereka sewaktu keluar dari mobilnya.
Minta maaf itu sesuatu hal yg sangat memalukan bagi golongan orang orang yg " Ora Eling " itu tadi. Ya mungkin mereka merasa, kedudukannya jauh lebih tinggi dari orang orang seperti Si Chemonk itu tadi. Mungkin mereka merasa gengsi untuk sekedar bilang terima kasih, walaupun Si Chemonk basah kehujanan sambil memayungi mereka sewaktu keluar dari mobilnya.
Si Chemonk selalu diingatkan oleh Mboknya sewaktu kecil. " Le, kita ini org nggak punya, makanya, kamu yg " Nrimo " jadi orang, yg legowo dan selalu bersyukur kepada Gusti Allah , supaya nggak kualat .
Kata kata Nrimo dan Legowo serta Bersyukur itu mungkin juga sesuatu yg semakin langka dalam kehidupan manusia. Orang orang pinter bilang, ya.. itu karena tuntutan jaman, karena ini dan karena itu.
Mungkin karena banyak yg sudah melupakan kata kata itu tadi, sehingga tidak jarang kedengaran sumpah serapah, saling memaki, mengelu dan marah marah. Mau makan ada, mau pergi ada kendaraan, mau pakai pakain yg bagus punya duit untuk beli, mau nongkrong tinggal milih tempat, karena pada dasarnya mereka mampu.
Istilahnya, mereka mampu untuk membeli dunia. Tapi, ... celakanya, mereka itulah yg paling sering kedengaran mengeluh, marah marah dan memaki hamun seperti orang sewel.
Istilahnya, mereka mampu untuk membeli dunia. Tapi, ... celakanya, mereka itulah yg paling sering kedengaran mengeluh, marah marah dan memaki hamun seperti orang sewel.
Dan itulah tanda tanda mereka kurang bersyukur. Hanya gara gara kecil, marahnya seperti mau membakar rumah. Kalau di bilang, " Mbok ya Eling untuk Bersyukur ", .. mereka menjawab, " loh apa sampeyan pikir aku ndak bersyukur ? " tapi nadanya tinggi seperti marah. Kalau merasa menolong orang lain, ceritanya bisa didengar orang sekampung.
Ngungkitnya, melebihi Rentenir yg kebakaran jenggot." Loh... aku kan sudah tolong kamu, aku kan sudah bantu kamu " !!!!...." Aku nggak ngungkit ngungkit ya... tapi kalau nggak ada aku.... merkea itu nggak bisa makan, karena aku yg menolong mereka " , itu namanya bersyukur ? itu namanya Nolong ?, lha kalau mau nolong itu Mbok ya yg Ikhlas.
Ngungkitnya, melebihi Rentenir yg kebakaran jenggot." Loh... aku kan sudah tolong kamu, aku kan sudah bantu kamu " !!!!...." Aku nggak ngungkit ngungkit ya... tapi kalau nggak ada aku.... merkea itu nggak bisa makan, karena aku yg menolong mereka " , itu namanya bersyukur ? itu namanya Nolong ?, lha kalau mau nolong itu Mbok ya yg Ikhlas.
Kalau Tuhan itu mau Ngungkit Ngungkit pertolongannya sama umatnya, wah... Capeeeekkk Deeehhh... kata orang Jakarta. Tuhan mungkin juga capek... tiap hari njawabin e-mail orang sejagad, minta ini, minta itu, lha kalau yg diberi aja sering lupa mengucapkan terima kasih ? capeeeekkkk Deeeehhh.
Bisa aja Tuhan bilang... Loh setiap hari, sampeyan Ku bantu, Ku kasih makan, Ku kasih Perlindungan. Tapi apa Tuhan ernah membangkit bangkit ? enggak kan ?... yg diminta hanya, bersyukurlah... bukan hanya dimulut... tapi juga disetiap tindakan dan tingkah laku kita, kepada sesama manusia, yg menunjukkan, bahwa kita itu bersyukur. Bukan cuma ngomong.
Bisa aja Tuhan bilang... Loh setiap hari, sampeyan Ku bantu, Ku kasih makan, Ku kasih Perlindungan. Tapi apa Tuhan ernah membangkit bangkit ? enggak kan ?... yg diminta hanya, bersyukurlah... bukan hanya dimulut... tapi juga disetiap tindakan dan tingkah laku kita, kepada sesama manusia, yg menunjukkan, bahwa kita itu bersyukur. Bukan cuma ngomong.
Orang Medan bilang " aaaahhh... yg kau ingat cuma waktu kau nolong orang... waktu kau ditolong orang, kau nggak pernah ingat pun "...kalau soal ngungkit atau Mbangkit ... nomer satu. Kalau nyeritain kejelekan orang nomer satu...Kebaikannya , ya disimpan aja lah, di kantongi rapat rapat.
Pepatah pepatah Jawa yg sering dianggap usang itulah, yg Si Chemonk selalu ingat. Walaupun kadang kadang Si Chemonk ini juga lupa daratan. Kodratnya sebagai manusia, tidak memungkiri itu. Tapi kalau kita terus ingat, ya syukurlah. Kalau tidak, ya "kebablasen", akhirnya, masuk dalam golongan " Ora Eling " dan keblinger itu tadi.
Oalaaaaaaaaaah....Si Chemonk malah mumet mikirin hal hal yg sebetulnya di luar jangkauan pemikirannya yg cetek itu. Dan Si Chemonk merasa cukup bertuah, cukup beruntung, dikelilingi oleh kawan, saudara dan sahabat sahabat yg baik, yg selalu mengingatkannya, untuk selalu bersyukur, Nrimo, dan legowo... Pada dasarnya " Urip neng alam donya kuwi ibarat mampir ngombe " artinya, hidup itu ibarat singgah minum sebentar aja. Jadi kita diingatkan tentang " Ojo Dumeh ".
Kadang ada baiknya juga, Si Chemonk ini nggak terlalu pandai.Nggak kaya dan nggak punya kedudukan. Karena, mungkin, kalau Si Chemonk ini pandai...Si Chemonk ini ada Kedudukan, bisa aja Si Chemonk juga keblinger. Tapi Si Chemonk hanya seorang yg sangat sederhana, dan tidak punya kelebihan apa apa, kecuali dia hanya selalu tersenyum dalam keadaan apapun jua.
Dan senyum itu salah satu tanda " Kesyukuran ".
Terima Kasih ya Allah , ya Tuhan, karena telah Kau Tambahkan usiaku.
No comments:
Post a Comment