Ngatini I Lob you Bery bery much.......
1. Mukodimoh ( Pije..kecek orghe Kelate )
Ngatini...nama itu begitu merdu kedengarannya di telinga para pemuda di desa mBalong, Kelurahan nJepitu , di ngGunung Kidul. Tidak heran kalau setiap laki laki selalu menelan ludah setiap kali mengamati gerak gerik Ngatini. Nggak perduli lagi nyapu halaman, numbuk padi, atau bahkan lagi "Petan" ( terminologi ini dulu sering digunakan untuk perempuan jawa yg saling membersihkan rambut mereka ).
Ngatini memang bunga desa, nggak berlebihan kalau "body" si ngatini bisa kusamakan dengan body Megan Fox bintang holywood itu.
Apa tidak ? cara berjalannya seperti Naomi Campbell, kalau orang jawa bilang " Lakune koyo macan luwe " (aku sendiri belum pernah liat macan kalau lagi lapar gimana ), cara senyumnya persis " J - Lo ", belum kalau dia baru pulang mandi dari telaga, dengan kain batiknya yg basah dan lengket, berjalan seperti Harimau Lapar sambil mengibaskan rambutnya yg basah itu....eh.. eh...eh caiiiiirrrrr....( You'll melt ).
Yang pasti, setiap Kamis sore hampir setiap lelaki ( yg bujang, yg duda, yg udah karatan, yg bininya udah dua ) semua akan memenuhi kedai Kang Karto, memandangkan, setiap Kamis sore, ngatini nggak penah nggak lewat situ. Dan selalunya...kalau ngatini lewat, mata mereka terfokus pada satu titik dan satu titik only... Ngatini... baca bibirku ( read my lips ) N.G.A.T.I.N.I....begitu fenomenal kehadiran Sang Ngatini tadi.Tapi di sebalik hiruk pikuk" kesemokan" Ngatini tadi, jauh di lubuk hati Ngatini yg paling dalam, terbersit rasa "Cintrong" ( baca: cinta ) kepada seorang pemuda desanya bernama Tupon.
Tupon bukanlah " a knight in shining armor" yg selalu menjadi impian dara dara jelita, tapi hanyalah seorang pemuda kampung yg sangat sederhana sehingga tidurnya saja di dekat kandang sapi. ( lengkaplah penderitaan , biar seru dikit ). ( bunyinya agak seperti Rumah Sangat Sederhana Sehingga mau Slonjor pun susah)
Tapi Tupon seorang yg rajin bekerja. Semua orang tau itu. Tupon seorang yg ringan tangan, everybody knows that dan Tupon juga seorang yatim piatu, itu bukan rahasia lagi.( untuk melengkapi penderitaan si Tupon tadi ). Setiap pagi, selepas sembahyang Subuh, Tupon akan memulai rutin hariannya sambil menikmati kemerduam kokok ayam yg bersaut sautan di pagi hari. Dia akan mulai dengan " Melinting rokoknya dengan Klobot " ( self-rolled cigarette ) dan mulai membuka kandang sapi satu persatu. Tupon merasa dirinya cukup beruntung bisa "Ngenger " ( boso inggrise mbuh lali )dan menumpang di rumah Haji Sobari, seorang saudagar yg kaya raya.
Walaupun Haji Sobari ini sangat terkenal dengan ke Mbedidilannya ( pelit ), tapi mungkin dia merasakan bahwa tinggal dengan Haji Sobari adalah satu anugerah yg harus selalu dia syukuri. Tidak heran, baginya , setiap kata yg keluar dari mulut Haji Sobari merupakan " Sabda Sakti " yg tidak mungkin diingkari.Dan dirumah Haji Sobari, mungkin hanya masak dan memandikan anak gadis Haji Sobari sajalah yg tidak dikerjakan oleh Tupon.
Yang lainnya,...dari" Ngarit" ( cut the grass to feed the live-stocks ) , nimba air ( yg biasanya jaraknya sekitar 2 km ), sampai " Nganco" ( to fish, using a net, stretch up with a cross bamboo sticks and submerge to the lake with some baits ) di telaga semua dilakukannya.Semua itu ia lakukan demi menjalankan amanah mendiang bapaknya, yg meninggal karena TBC. Bapaknya pernah bilang : " Pon, kalau nanti aku udah nggak ada, kamu ngenger aja sama Haji Sobari " , begitulah amanah terakhir bapaknya, sebelum meninggal dunia dengan rewel.
Sedangkan, Haji Sobari (50 years old, hobby : ass watching, Cock Fighting,Burunging and nongkronging) adalah seorang duda beranak satu , setelah istrinya meninggal 3 tahun yg lalu. Anak semata wayangnya Siti Markonah seusia dengan Ngatini. Walaupun tidak termasuk dalam golongan berwajah memble, tapi kecantikan Siti Markonah memang jauh..sekali lagi jauuuh... kalau dibanding dengan Ngatini.
Dari segi paras rupa, Ngatini mendapat nilai 92, sedangkan Siti Markonah hanya diperingkat 70. Dari segi kesemokan, sudah jelas diatas kertas, Ngatini memang unggul. Mungkin dari segi keuanganlah Siti Markonah mengungguli Ngatini. Karena memang Siti Barokah anak Juragan Polowijo, sapinya 22 ekor, kambingnya ada lebih seratus.ladangnya hampir separuh kelurahan ( kalau waktu itu udah ada HP, maka Siti Markonah udah pakai Blackberry ). Bedaknya saja pakai bedak VIVA, cream mukanya, pakai Hazlin Snow, sedangkan Ngatini hanya pakai Pupur eceran yg dibeli di Pasar Njepitu.
2. Anak Saudagar dari Semanu.
Hari Rabu Kliwon, merupakan hari pasaran di pasar Njepitu. Artinya, pada hari itu ada pasar disana. ( di kampung ,waktu itu hanya ada pasar sekali sepekan, bukan tiap hari ). Seperti biasa, dari subuh, para saudagar akan berkumpul disana untuk menawarkan dagangannya. Dari kain batik sampai penjual peralatan rumah tangga akan memenuhi tempat itu untuk berjualan. Biasanya, orang orang kampung sekitar Njepitu akan datang kesitu untuk menjual atau membeli barang keperluan. Tidak terkecuali orang orang dari desa Mbalong, termasuk Ngatini dan Siti Markonah.
Untuk Siti Markonah, saat itulah yg selalu ditunggunya setiap hari. Karena disitulah, dia bisa menunjukkan kelebihannya dibanding gadis lain dari kampungnya, karena dia anak orang kaya. Dia mampu untuk membeli apa saja. Bahkan dia sering ke kota, yaitu Wonosari, untuk sekedar Shopping dan sight seing. Kabarnya, pak de nya salah seorang Saudagar ternama di Kota itu.
Pasar Kliwon Njepitu sudah penuh sesak dengan orang orang yg datang. Warung Kang Karto juga penuh dengan orang yg singgah Wedangan dan menjamu selera.
Malam tadi, Yu Warsih, mboknya Ngatini sudah memepersiapkan bekal dan barang hasil ladang mereka untuk di tukar dengan barang keperluan rumah tangga. ( waktu itu sistim "Barter Trading " masih berlaku disana ).
Besuk Ngatini akan pergi ke Njepitu, yg jaraknya sekitar 3km dari Mbalong desanya, untuk membawa barang barang seperti Tembakau ( rajangan sendiri ), madu lebah, minyak kelapa ( mereka biasa membuat minyak kelapa sendiri, dengan Kopra ), beras gogo merah , gudhe ( sejenis kacang yg namanya diambil dari ucapan Stamford Raffles semasa memegang kacang itu, kebetulan pak lurahnya sampai dan dia bilang "Good Day Pak Lurah" dari saat itu, kacang ini di sebut Gudhe ), kedelai dan jagung. Ada juga diantara mereka yg menuntun seekor kambing untuk di jual, supaya bisa menyekolahkan anaknya di Kota Wonosari.
Yu Paijem, tetangga sebelah rumah Ngatini, tidak kurang sibuknya mempersiapkan dagangannya, yaitu "Sego Gendong" ( Gendhong itu Bahasa Inggrise ora ono ) untuk di jual di Njepitu. Pokoknya Pasaran Rebo Kliwon Njepitu, menjadi talk of the town satu hari itu. Semua Gadis desa akan kesana untuk mementhelkan diri, sedangkan para pemudanya tak ketinggalan untuk memachokan diri menjelang D day, pasaran Njepitu. Disitulah mereka "Ngedugem". Itulah dunia gemerlapan mereka, seminggu sekali.
Diantara kesibukan Pasar Njepitu, ada sesosok wajah yg menjadi alasan, kenapa para gadis desa itu harus ke pasar, apapun alasannya. ( it's too bad for those who got grounded that day ). Namanya Bambang Soesilo ( bukan SBY ya.. kebetulan aja sama... yeeeeeee !!!! )...Bambang Soesilo atau lebih dikenal dengan Mas BS, adalah pemuda yg ganteng, kalem ( kayak lembu wkwkwkwkwkwk )...dan senyumnya memang membuat gadis desa bertekuk lutut. Perawakannya tinggi, putih , dengan kumis tipis, jambulnya " Nyunggi Langit " ..pendeknya, Mas BS memang Arjuna pasar Njepitu. Tak ketinggalan, Siti Markonah, anak Haji Sobari pun menaruh hati padanya, memendam rasa yg dalam. Bahkan, setiap kali mereka berpandangan, Siti Markonah akan merasakan getaran " Mak Dreeeettttt" gitu, seperti layaknya kena setrum. ( Listrik aja belon ada waktu itu ). Dan Mas BS tau itu, sadar akan hal itu dan dia hanya menunggu waktu.
Hari itu Siti Markonah sengaja dandan " dress to kill ". Apa nggak ? Kebayanya saja di design sama A.Avante, sepatunya Vincci model terbaru, parfumnya minyak sinyong nyong keluaran E Arden, tentu saja, teman yg setia setiap saat memang melekat di keteknya. ( Rexona mbleeeh... Rexona ). Sehari sebelum itu, dia sudah mempersiapkan dirinya dengan Lotion Citra ( yg botol baru ), luluran dengan Mustika Ratu ( lha kok malah koyo iklan to iki ? dibayar piro ? ) dan mandi pakai sabun LUX, sabunnya para bintang pilem.
Jauh beda dengan Ngatini, yg mandi hanya pakai Sabun Minthi, sendal Lili yg di beli di Toko Sedheng 5 bulan yg lalu, dan "enjet" untuk mengolesi keteknya yg aduhai itu. Rexona memang tidak pernah masuk dalam Kamus Ngatini.
Dan yg pasti, ngatini pergi ke pasar bukan untuk nggatel melirik Mas BS. Tidak seperti S.Markonah anak saudagar polowijo itu.Tapi walau bagaimanapun, Ngatini tetap Steal the Show on that particular day. Dengan keayuan Megan Fox dan lenggang kangkungnya Naomi Campbell, sambil menggendong tenggok berisi dagangan, almost a sudden, Warung Kang Karto menjadi sunyi, seperti terhipnotis, begitu Ngatini dengan anggunnya melenggang di depan mereka. Mereka terbeliak, mereka ngences dan mereka obsessed dengan kehadiran Ngatini...semua mata tertuju ke pinggul ngatini yg "sway like a wind on the banana tree".
Hening seketika. Jaw dropping moment itu memang bukan untuk org lain. Hanya untuk Ngatini dan Ngatini only....Bayangkan.. kalau Ngatini sempat kerja di Warung Kang Karto,...selepas 5 bulan Kang Karto akan ada franchise sendiri di mana mana ( Starbucks 'kali ). Karena apa ? .. ya... kehadiran Ngatini....
Mas BS seperti biasa, mulai melayani para pelanggan yg singgah di kedai pakaiannya. Kedai pakainnya termasuk yg paling lengkap, walaupun hanya seminggu sekali pada hari pasaran, tapi memang kedai Mas BS yg paling ramai dikunjungi pelanggan, terutama wanita. Setiap hari Pasaran, Mas BS akan iktu ayahnya, Raden Mas Cokro Padhet ( Compact Disc ) saudagar pakaian dari Semanu. Kabarnya Mas BS sebentar lagi sudah sarjana. Dari Universitas Leman Maiben ( Gajah Mada ) di kota Jogja.
Kalau dibanding dengan anak anak muda nJepitu, sudah jelas Mas BS diatas angin.Lha wong lurahnya saja BH ( jangan ngeres dulu ya BH= buta huruf ). Yang melek huruf ya cuma beberapa gelintir yg sudah mengecap sekolah atap. Jadi sepertinya Mas BS punya chance yg sangat cerah untuk mendapatkan kekasih hatinya disitu.. Lha iya lha wong saingannya nggak ada.
Dipendekkan cerita, Siti Markonah sudah sampai dipasar dengan mengendarai Grobak yg di kemudikan oleh Tupon. Sementara itu Ngatini yg jalan kaki hampir pada waktu yg bersamaan sampai juga ke tempat itu. Siti Markonah terus turun dari gerobak dengan anggunya, sambil mengepit bungkusan dan menyapa Mas Bs dengan mulut menjab menjeb seperti dibuat buat kenes gitu " Mas Bs ini lho ...ada titipan dari simbuk untuk Mas BS " sapanya sambil mengulurkan bungkusan ke Mas BS.
Pada waktu yg bersamaan, Ngatini passing by pas di depan kedai Mas BS.... Sambil menerima bungkusan dari Siti Markonah, mata Mas BS terfokus kepada Ngatini yg melenggang seperti Gizele Bunchen itu tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya ke Siti Markonah. " Lho Mas BS ini gimana to ?...kok diajak ngomong matanya ke lain arah ? " . Sementara itu Ngatini berlalu sambil mencubit lengan Tupon yg berdidi di samping gerobak Siti Markonah.
" Ooooh... maafkan saya Jeng Siti yg cakep, masak iya sih.. saya nggak merhatiin Jeng Siti ?... wah wah wah... hari ini Jeng Siti seperti Putri Kraton lho.. terima kasih ya Jeng Siti oleh olehnya... bilang sama Simbok, nanti saya sowan ke Mbalong..." tukas Mas BS sambil matanya masih memeperhatikan pinggul ngatini yg agak ngebor semakin jauh ditelan keramaian pasar.
Mendapat sanjungan seperti Putri Kraton oleh Mas BS, calon sarjana,... hati CT ( Siti Markonah ) berbunga bunga...segera CT membuka jurus silat yg lain .." Mas Mas..nanti kalau sudah agak nggak sibuk, saya tunggu di Warung depan ya mas ...Mas BS mau makan apa ? nanti ku pesankan " sambil plerak plerok kegatelen...Mas BS menjawab : " iya.. nanti saya kesana kalau udah nggak ramai pelanggan...." .." betul ya... tak tunggu lho Mas..".. kata CT.... Jauh di lubuk hati Mas BS, kalau dia nanti ke warung, sebetulnya juga punya hajad lain, yaitu menikmati kecantikan Ngatini,.. itupun kalau Ngatini ada disitu...
siang itu, seperti sudah dijanjikan, Mas BS datang ke warung itu untuk menemui CT. Dengan senyuman yg dibuat semanis mungkin, CT pun menyiapkan makanan untuk Mas BS. Ada rasa bangga terbersit di wajah CT. Harapannya setinggi gunung, untuk bisa di sunting oleh Mas BS, anak saudagar dari Semanu, ngguanteng, kaya dan Calon sarjana lagi. Dengan suara yg agak norak, CT memulakan candanya mengusik mas BS ... " Aduuuh... minta maaf ya mas BS, ini makanan kampung... trntu mas BS agak canggung,.. soalnya biasanya kan makan makanan kota ya mas... ", sambil menjab menjeb dan suaranya tidak perlu Amplifier lagi, karena sudah cukup kuat, supaya terdengar oleh pengunjung yg lain, kalau orang yg duduk dengannya, orang dari kota.Dia sengaja over acting di depan orang orang kampungnya.
Dengan nada sangat merendah mas BS menjawab " aaah... Jeng CT kok bilang begitu....saya kan orang kampung juga " tukasnya, sambil matanya jelalatan mencari cari seraut wajah, yg sangat di dambakannya, wajah Ngatini. Tapi seraut wajah yg dicarinya tidak ada disitu. Kelihatan jelas di wajahnya kekecewaan itu, walaupun dia berusaha untuk tersenyum. Tapi senyumannya hambar, ibarat sayur tak bergaram.
Sementara itu, ternyata Ngatini sudah dalam perjalanan pulang dari pasar dan kebetulan lewat di depan Tupon yg sedang duduk menikmati rokok lintingannya sambil nunggu CT anak juragannya. Begitu sampai didepan Tupon, Ngatini berhenti sejenak sambil mengeluarkan bungkusan makanan dan diletakkan di samping Tupon sambil berkata " Mas Tupon, ini kubelikan sego gendong,... makan dulu.. sepertinya CT masih lama .... er... sore nanti ketelaga nggak ? " dan Tupon pun membalas " wah.. lha kok repot repot to dik... terima kasih...iya nanti sore aku nganco di telaga " sambil mulai berjalan dan sempat mencubit lengan si Tupon, Ngatini pun berlalu dengan senyum manisnya sambil bilang " jumpa nanti ya... " Tupon pun sambil meringis kesenangan menjawap " iya ... nanti ku carikan ikan yg besar untuk kamu "..... " Bener ya .. " balas Ngatini sembari mengukir senyumnya.
Sepertinya, lampu hijau sudah menyala di kedua belah pihak. Sepertinya Chemistry cinta diantara keduanya sudah mulai bersenyawa. Perasaan indah itu sudah mulai merembes di hati keduanya. Meskipun mereka sadar dengan segala keterbatasan yg mereka ada.Tapi .. itulah cinta...itulah rasa...yg tidak memandang derajat...tidak memandang harta dan tidak memandang apa apa.
Tidak berlebihan kalau org sering bilang, cinta itu buta. Bukan cinta yg buta, tapi org yg sedang bercinta itu yg buta. Mendiang Gombloh pernah bilang " Bila cinta melekat, tai kucing rasa coklat ". Aku sendiri nggak tau bener dan tidaknya ungkapan itu, karena aku memang nggak pernah ngrasain tai kucing.
hua hahahahaha aku udah mulai ngantuk,... sambung besuk ya.....
To be continued....
3. NGATINI, BVLGARI, BLACKBERRY dan Wedang Jahe .. shake but not stir....

Ngatini...nama itu begitu merdu kedengarannya di telinga para pemuda di desa mBalong, Kelurahan nJepitu , di ngGunung Kidul. Tidak heran kalau setiap laki laki selalu menelan ludah setiap kali mengamati gerak gerik Ngatini. Nggak perduli lagi nyapu halaman, numbuk padi, atau bahkan lagi "Petan" ( terminologi ini dulu sering digunakan untuk perempuan jawa yg saling membersihkan rambut mereka ).
Ngatini memang bunga desa, nggak berlebihan kalau "body" si ngatini bisa kusamakan dengan body Megan Fox bintang holywood itu.
Apa tidak ? cara berjalannya seperti Naomi Campbell, kalau orang jawa bilang " Lakune koyo macan luwe " (aku sendiri belum pernah liat macan kalau lagi lapar gimana ), cara senyumnya persis " J - Lo ", belum kalau dia baru pulang mandi dari telaga, dengan kain batiknya yg basah dan lengket, berjalan seperti Harimau Lapar sambil mengibaskan rambutnya yg basah itu....eh.. eh...eh caiiiiirrrrr....( You'll melt ).
Yang pasti, setiap Kamis sore hampir setiap lelaki ( yg bujang, yg duda, yg udah karatan, yg bininya udah dua ) semua akan memenuhi kedai Kang Karto, memandangkan, setiap Kamis sore, ngatini nggak penah nggak lewat situ. Dan selalunya...kalau ngatini lewat, mata mereka terfokus pada satu titik dan satu titik only... Ngatini... baca bibirku ( read my lips ) N.G.A.T.I.N.I....begitu fenomenal kehadiran Sang Ngatini tadi.Tapi di sebalik hiruk pikuk" kesemokan" Ngatini tadi, jauh di lubuk hati Ngatini yg paling dalam, terbersit rasa "Cintrong" ( baca: cinta ) kepada seorang pemuda desanya bernama Tupon.
Tupon bukanlah " a knight in shining armor" yg selalu menjadi impian dara dara jelita, tapi hanyalah seorang pemuda kampung yg sangat sederhana sehingga tidurnya saja di dekat kandang sapi. ( lengkaplah penderitaan , biar seru dikit ). ( bunyinya agak seperti Rumah Sangat Sederhana Sehingga mau Slonjor pun susah)
Tapi Tupon seorang yg rajin bekerja. Semua orang tau itu. Tupon seorang yg ringan tangan, everybody knows that dan Tupon juga seorang yatim piatu, itu bukan rahasia lagi.( untuk melengkapi penderitaan si Tupon tadi ). Setiap pagi, selepas sembahyang Subuh, Tupon akan memulai rutin hariannya sambil menikmati kemerduam kokok ayam yg bersaut sautan di pagi hari. Dia akan mulai dengan " Melinting rokoknya dengan Klobot " ( self-rolled cigarette ) dan mulai membuka kandang sapi satu persatu. Tupon merasa dirinya cukup beruntung bisa "Ngenger " ( boso inggrise mbuh lali )dan menumpang di rumah Haji Sobari, seorang saudagar yg kaya raya.
Walaupun Haji Sobari ini sangat terkenal dengan ke Mbedidilannya ( pelit ), tapi mungkin dia merasakan bahwa tinggal dengan Haji Sobari adalah satu anugerah yg harus selalu dia syukuri. Tidak heran, baginya , setiap kata yg keluar dari mulut Haji Sobari merupakan " Sabda Sakti " yg tidak mungkin diingkari.Dan dirumah Haji Sobari, mungkin hanya masak dan memandikan anak gadis Haji Sobari sajalah yg tidak dikerjakan oleh Tupon.
Yang lainnya,...dari" Ngarit" ( cut the grass to feed the live-stocks ) , nimba air ( yg biasanya jaraknya sekitar 2 km ), sampai " Nganco" ( to fish, using a net, stretch up with a cross bamboo sticks and submerge to the lake with some baits ) di telaga semua dilakukannya.Semua itu ia lakukan demi menjalankan amanah mendiang bapaknya, yg meninggal karena TBC. Bapaknya pernah bilang : " Pon, kalau nanti aku udah nggak ada, kamu ngenger aja sama Haji Sobari " , begitulah amanah terakhir bapaknya, sebelum meninggal dunia dengan rewel.
Sedangkan, Haji Sobari (50 years old, hobby : ass watching, Cock Fighting,Burunging and nongkronging) adalah seorang duda beranak satu , setelah istrinya meninggal 3 tahun yg lalu. Anak semata wayangnya Siti Markonah seusia dengan Ngatini. Walaupun tidak termasuk dalam golongan berwajah memble, tapi kecantikan Siti Markonah memang jauh..sekali lagi jauuuh... kalau dibanding dengan Ngatini.
Dari segi paras rupa, Ngatini mendapat nilai 92, sedangkan Siti Markonah hanya diperingkat 70. Dari segi kesemokan, sudah jelas diatas kertas, Ngatini memang unggul. Mungkin dari segi keuanganlah Siti Markonah mengungguli Ngatini. Karena memang Siti Barokah anak Juragan Polowijo, sapinya 22 ekor, kambingnya ada lebih seratus.ladangnya hampir separuh kelurahan ( kalau waktu itu udah ada HP, maka Siti Markonah udah pakai Blackberry ). Bedaknya saja pakai bedak VIVA, cream mukanya, pakai Hazlin Snow, sedangkan Ngatini hanya pakai Pupur eceran yg dibeli di Pasar Njepitu.
2. Anak Saudagar dari Semanu.
Hari Rabu Kliwon, merupakan hari pasaran di pasar Njepitu. Artinya, pada hari itu ada pasar disana. ( di kampung ,waktu itu hanya ada pasar sekali sepekan, bukan tiap hari ). Seperti biasa, dari subuh, para saudagar akan berkumpul disana untuk menawarkan dagangannya. Dari kain batik sampai penjual peralatan rumah tangga akan memenuhi tempat itu untuk berjualan. Biasanya, orang orang kampung sekitar Njepitu akan datang kesitu untuk menjual atau membeli barang keperluan. Tidak terkecuali orang orang dari desa Mbalong, termasuk Ngatini dan Siti Markonah.
Untuk Siti Markonah, saat itulah yg selalu ditunggunya setiap hari. Karena disitulah, dia bisa menunjukkan kelebihannya dibanding gadis lain dari kampungnya, karena dia anak orang kaya. Dia mampu untuk membeli apa saja. Bahkan dia sering ke kota, yaitu Wonosari, untuk sekedar Shopping dan sight seing. Kabarnya, pak de nya salah seorang Saudagar ternama di Kota itu.
Pasar Kliwon Njepitu sudah penuh sesak dengan orang orang yg datang. Warung Kang Karto juga penuh dengan orang yg singgah Wedangan dan menjamu selera.
Malam tadi, Yu Warsih, mboknya Ngatini sudah memepersiapkan bekal dan barang hasil ladang mereka untuk di tukar dengan barang keperluan rumah tangga. ( waktu itu sistim "Barter Trading " masih berlaku disana ).
Besuk Ngatini akan pergi ke Njepitu, yg jaraknya sekitar 3km dari Mbalong desanya, untuk membawa barang barang seperti Tembakau ( rajangan sendiri ), madu lebah, minyak kelapa ( mereka biasa membuat minyak kelapa sendiri, dengan Kopra ), beras gogo merah , gudhe ( sejenis kacang yg namanya diambil dari ucapan Stamford Raffles semasa memegang kacang itu, kebetulan pak lurahnya sampai dan dia bilang "Good Day Pak Lurah" dari saat itu, kacang ini di sebut Gudhe ), kedelai dan jagung. Ada juga diantara mereka yg menuntun seekor kambing untuk di jual, supaya bisa menyekolahkan anaknya di Kota Wonosari.
Yu Paijem, tetangga sebelah rumah Ngatini, tidak kurang sibuknya mempersiapkan dagangannya, yaitu "Sego Gendong" ( Gendhong itu Bahasa Inggrise ora ono ) untuk di jual di Njepitu. Pokoknya Pasaran Rebo Kliwon Njepitu, menjadi talk of the town satu hari itu. Semua Gadis desa akan kesana untuk mementhelkan diri, sedangkan para pemudanya tak ketinggalan untuk memachokan diri menjelang D day, pasaran Njepitu. Disitulah mereka "Ngedugem". Itulah dunia gemerlapan mereka, seminggu sekali.
Diantara kesibukan Pasar Njepitu, ada sesosok wajah yg menjadi alasan, kenapa para gadis desa itu harus ke pasar, apapun alasannya. ( it's too bad for those who got grounded that day ). Namanya Bambang Soesilo ( bukan SBY ya.. kebetulan aja sama... yeeeeeee !!!! )...Bambang Soesilo atau lebih dikenal dengan Mas BS, adalah pemuda yg ganteng, kalem ( kayak lembu wkwkwkwkwkwk )...dan senyumnya memang membuat gadis desa bertekuk lutut. Perawakannya tinggi, putih , dengan kumis tipis, jambulnya " Nyunggi Langit " ..pendeknya, Mas BS memang Arjuna pasar Njepitu. Tak ketinggalan, Siti Markonah, anak Haji Sobari pun menaruh hati padanya, memendam rasa yg dalam. Bahkan, setiap kali mereka berpandangan, Siti Markonah akan merasakan getaran " Mak Dreeeettttt" gitu, seperti layaknya kena setrum. ( Listrik aja belon ada waktu itu ). Dan Mas BS tau itu, sadar akan hal itu dan dia hanya menunggu waktu.
Hari itu Siti Markonah sengaja dandan " dress to kill ". Apa nggak ? Kebayanya saja di design sama A.Avante, sepatunya Vincci model terbaru, parfumnya minyak sinyong nyong keluaran E Arden, tentu saja, teman yg setia setiap saat memang melekat di keteknya. ( Rexona mbleeeh... Rexona ). Sehari sebelum itu, dia sudah mempersiapkan dirinya dengan Lotion Citra ( yg botol baru ), luluran dengan Mustika Ratu ( lha kok malah koyo iklan to iki ? dibayar piro ? ) dan mandi pakai sabun LUX, sabunnya para bintang pilem.
Jauh beda dengan Ngatini, yg mandi hanya pakai Sabun Minthi, sendal Lili yg di beli di Toko Sedheng 5 bulan yg lalu, dan "enjet" untuk mengolesi keteknya yg aduhai itu. Rexona memang tidak pernah masuk dalam Kamus Ngatini.
Dan yg pasti, ngatini pergi ke pasar bukan untuk nggatel melirik Mas BS. Tidak seperti S.Markonah anak saudagar polowijo itu.Tapi walau bagaimanapun, Ngatini tetap Steal the Show on that particular day. Dengan keayuan Megan Fox dan lenggang kangkungnya Naomi Campbell, sambil menggendong tenggok berisi dagangan, almost a sudden, Warung Kang Karto menjadi sunyi, seperti terhipnotis, begitu Ngatini dengan anggunnya melenggang di depan mereka. Mereka terbeliak, mereka ngences dan mereka obsessed dengan kehadiran Ngatini...semua mata tertuju ke pinggul ngatini yg "sway like a wind on the banana tree".
Hening seketika. Jaw dropping moment itu memang bukan untuk org lain. Hanya untuk Ngatini dan Ngatini only....Bayangkan.. kalau Ngatini sempat kerja di Warung Kang Karto,...selepas 5 bulan Kang Karto akan ada franchise sendiri di mana mana ( Starbucks 'kali ). Karena apa ? .. ya... kehadiran Ngatini....
Mas BS seperti biasa, mulai melayani para pelanggan yg singgah di kedai pakaiannya. Kedai pakainnya termasuk yg paling lengkap, walaupun hanya seminggu sekali pada hari pasaran, tapi memang kedai Mas BS yg paling ramai dikunjungi pelanggan, terutama wanita. Setiap hari Pasaran, Mas BS akan iktu ayahnya, Raden Mas Cokro Padhet ( Compact Disc ) saudagar pakaian dari Semanu. Kabarnya Mas BS sebentar lagi sudah sarjana. Dari Universitas Leman Maiben ( Gajah Mada ) di kota Jogja.
Kalau dibanding dengan anak anak muda nJepitu, sudah jelas Mas BS diatas angin.Lha wong lurahnya saja BH ( jangan ngeres dulu ya BH= buta huruf ). Yang melek huruf ya cuma beberapa gelintir yg sudah mengecap sekolah atap. Jadi sepertinya Mas BS punya chance yg sangat cerah untuk mendapatkan kekasih hatinya disitu.. Lha iya lha wong saingannya nggak ada.
Dipendekkan cerita, Siti Markonah sudah sampai dipasar dengan mengendarai Grobak yg di kemudikan oleh Tupon. Sementara itu Ngatini yg jalan kaki hampir pada waktu yg bersamaan sampai juga ke tempat itu. Siti Markonah terus turun dari gerobak dengan anggunya, sambil mengepit bungkusan dan menyapa Mas Bs dengan mulut menjab menjeb seperti dibuat buat kenes gitu " Mas Bs ini lho ...ada titipan dari simbuk untuk Mas BS " sapanya sambil mengulurkan bungkusan ke Mas BS.
Pada waktu yg bersamaan, Ngatini passing by pas di depan kedai Mas BS.... Sambil menerima bungkusan dari Siti Markonah, mata Mas BS terfokus kepada Ngatini yg melenggang seperti Gizele Bunchen itu tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya ke Siti Markonah. " Lho Mas BS ini gimana to ?...kok diajak ngomong matanya ke lain arah ? " . Sementara itu Ngatini berlalu sambil mencubit lengan Tupon yg berdidi di samping gerobak Siti Markonah.
" Ooooh... maafkan saya Jeng Siti yg cakep, masak iya sih.. saya nggak merhatiin Jeng Siti ?... wah wah wah... hari ini Jeng Siti seperti Putri Kraton lho.. terima kasih ya Jeng Siti oleh olehnya... bilang sama Simbok, nanti saya sowan ke Mbalong..." tukas Mas BS sambil matanya masih memeperhatikan pinggul ngatini yg agak ngebor semakin jauh ditelan keramaian pasar.
Mendapat sanjungan seperti Putri Kraton oleh Mas BS, calon sarjana,... hati CT ( Siti Markonah ) berbunga bunga...segera CT membuka jurus silat yg lain .." Mas Mas..nanti kalau sudah agak nggak sibuk, saya tunggu di Warung depan ya mas ...Mas BS mau makan apa ? nanti ku pesankan " sambil plerak plerok kegatelen...Mas BS menjawab : " iya.. nanti saya kesana kalau udah nggak ramai pelanggan...." .." betul ya... tak tunggu lho Mas..".. kata CT.... Jauh di lubuk hati Mas BS, kalau dia nanti ke warung, sebetulnya juga punya hajad lain, yaitu menikmati kecantikan Ngatini,.. itupun kalau Ngatini ada disitu...
siang itu, seperti sudah dijanjikan, Mas BS datang ke warung itu untuk menemui CT. Dengan senyuman yg dibuat semanis mungkin, CT pun menyiapkan makanan untuk Mas BS. Ada rasa bangga terbersit di wajah CT. Harapannya setinggi gunung, untuk bisa di sunting oleh Mas BS, anak saudagar dari Semanu, ngguanteng, kaya dan Calon sarjana lagi. Dengan suara yg agak norak, CT memulakan candanya mengusik mas BS ... " Aduuuh... minta maaf ya mas BS, ini makanan kampung... trntu mas BS agak canggung,.. soalnya biasanya kan makan makanan kota ya mas... ", sambil menjab menjeb dan suaranya tidak perlu Amplifier lagi, karena sudah cukup kuat, supaya terdengar oleh pengunjung yg lain, kalau orang yg duduk dengannya, orang dari kota.Dia sengaja over acting di depan orang orang kampungnya.
Dengan nada sangat merendah mas BS menjawab " aaah... Jeng CT kok bilang begitu....saya kan orang kampung juga " tukasnya, sambil matanya jelalatan mencari cari seraut wajah, yg sangat di dambakannya, wajah Ngatini. Tapi seraut wajah yg dicarinya tidak ada disitu. Kelihatan jelas di wajahnya kekecewaan itu, walaupun dia berusaha untuk tersenyum. Tapi senyumannya hambar, ibarat sayur tak bergaram.
Sementara itu, ternyata Ngatini sudah dalam perjalanan pulang dari pasar dan kebetulan lewat di depan Tupon yg sedang duduk menikmati rokok lintingannya sambil nunggu CT anak juragannya. Begitu sampai didepan Tupon, Ngatini berhenti sejenak sambil mengeluarkan bungkusan makanan dan diletakkan di samping Tupon sambil berkata " Mas Tupon, ini kubelikan sego gendong,... makan dulu.. sepertinya CT masih lama .... er... sore nanti ketelaga nggak ? " dan Tupon pun membalas " wah.. lha kok repot repot to dik... terima kasih...iya nanti sore aku nganco di telaga " sambil mulai berjalan dan sempat mencubit lengan si Tupon, Ngatini pun berlalu dengan senyum manisnya sambil bilang " jumpa nanti ya... " Tupon pun sambil meringis kesenangan menjawap " iya ... nanti ku carikan ikan yg besar untuk kamu "..... " Bener ya .. " balas Ngatini sembari mengukir senyumnya.
Sepertinya, lampu hijau sudah menyala di kedua belah pihak. Sepertinya Chemistry cinta diantara keduanya sudah mulai bersenyawa. Perasaan indah itu sudah mulai merembes di hati keduanya. Meskipun mereka sadar dengan segala keterbatasan yg mereka ada.Tapi .. itulah cinta...itulah rasa...yg tidak memandang derajat...tidak memandang harta dan tidak memandang apa apa.
Tidak berlebihan kalau org sering bilang, cinta itu buta. Bukan cinta yg buta, tapi org yg sedang bercinta itu yg buta. Mendiang Gombloh pernah bilang " Bila cinta melekat, tai kucing rasa coklat ". Aku sendiri nggak tau bener dan tidaknya ungkapan itu, karena aku memang nggak pernah ngrasain tai kucing.
hua hahahahaha aku udah mulai ngantuk,... sambung besuk ya.....
To be continued....
3. NGATINI, BVLGARI, BLACKBERRY dan Wedang Jahe .. shake but not stir....

No comments:
Post a Comment